Selasa, 07 September 2010

Polemik seks Indonesia. Selesai


Kali ini saya menampilkan posting dari following blog yang isinya sangat luar biasa dan perlu dijadikan renungan oleh kita semua. Post ini asli hanya merupakan copas dan akan saya tampilkan link aslinya di akhir post. Kepedulian penulis asli posting dibawah ini adalah hal yang menjadi kerisauan kita semua namun tidak banyak disadari, bahwa bagaimana suatu perdebatan remeh-temeh seputar seks dan pornografi ternyata memilik dampak yang besar bagi Ketahanan Nasional suatu bangsa bahkan peradaban. Posting ini juga membuka wawasan saya bahwa hal  A atau B dianggap porno atau tidak porno dan mengandung unsur seksualita atau tidak mengandung unsur seksualita ternyata sangat berpengaruh besar terhadap dekandensi moral suatu generasi dan bisa memutus mata rantai era kejayaan suatu peradaban. Gila .. bener-bener gak nyangka sampai segitunya.


Polemik seks Indonesia. Selesai
 Oleh Eko Laksono, penulis Imperium III

Saya sebelumnya mungkin cukup naif. Saya berpikir bahwa setiap individu, atau sebuah bangsa dan peradaban akan selalu mempunyai kebijaksanaannya, collective wisdom, mempunyai cukup energi untuk memecahkan masalah-masalahnya.


Bangsa ini mempunyai banyak pemimpin, para cendekiawan, orang-orang pintar, profesor yang membaca 1000 buku, kaum alim ulama, juga orang-orang yang peduli dengan keadaan bangsa ini. Mereka mungkin seharusnya bisa mencerahkan bangsanya, memudahkan rakyatnya melihat suatu masalah, membantu pemecahannya, dan membuat bangsa ini menjadi lebih baik, lebih tercerahkan, menjadi makin maju.

Tapi kadang, pencerahan itu tidak datang-datang, masalah-masalah sepele saja dibahas berlarut-larut. Bikin pusing banyak orang dan seluruh bangsa ini jadi tidak fokus. Sementara bangsa-bangsa lain sibuk mengembangkan sains dan teknologi, sudah bersiap-siap menembus luar angkasa, mengembangkan teknologi berskala partikel atom, dan bangsa ini terus saja sibuk membicarakan hal remeh.


Contohlah masalah persepsi seksualitas di bangsa ini. Kalau anda melihat debat orang-orang pintar di tivi, dijamin anda akan malah bingung dan makin emosi. Bila mengharapkan pencerahan disana, anda akan kecewa. Saya pun akhirnya bosan. Ini harus berakhir. Sekarang, silakan saja anda memperhatikan pandangan sederhana ini.

Seksualitas itu adalah anugrah Allah.

Mungkin itu adalah salah satu hadiah terbaik Allah pada umat manusia yang begitu disayangi dan dicintainya. Allah, yang menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, lengkap dengan segala "perlengkapannya". Jelas kan? Oke. Tubuh manusia indah? Jelas dong. Itu kan ciptaan Allah. Malah mungkin manusialah ciptaannya yang terbaik dan terindah.

Tapi Allah hanya mengingatkan, agar tiap anugrah-Nya dijaga dengan kebijaksanaan dan kedewasaan. Agama mengingatkan kita agar tidak berlebihan, tidak kelewat batas. Kalau kelewat, ada efeknya.

Contoh : makan. Makanan itu rizki Allah. Tapi kalau berlebihan, ada efeknya. Mengolah makanan dalam perut perlu energi besar, dan oksigen yang terpakai dari otak ke perut membuat kita mengantuk, jadi tidak produktif.

Kalau makanan tidak dijaga, anda sudah tahu sendiri akibatnya. Kita bisa kena penyakit dari yang ringan sampai yang berbahaya, dari jantung, kanker, sampai diabetes. Mau kena diabetes? Allah dan Rasulullah, yang begitu mencintai kita mengingatkan agar kita bisa menikmati anugerah itu, tanpa perlu merasakan resikonya. Sekarang kita malah punya konsep sendiri, namanya diet.

Lalu perhatikan hutan. Hutan juga anugrah Allah. Diberikan buat manusia, demi kebahagiaan dan kesejahteraannya. Tapi kalau digundulin, apa efeknya? Banjir, dan global warming. Jelas kan?

Bagaimana dengan seks? Apa efeknya?

Seks yang tidak bertanggung jawab berubah jadi seks bebas, seks berubah jadi pornografi. Pornografi adalah seks yang kelewat batas, dan akan ada efeknya.

Apa efeknya? Moral? Etika? Dosa? Semua itu mungkin hanya abstrak di benak banyak orang. Tapi anda akan melihat efeknya yang begitu riil. Begitu riilnya sehingga Presiden SBY harus segera melakukan rapat strategis untuk membahas ini.

Bayangkan anak sekolah, mungkin keponakan kita, mungkin anak kita. Di meja belajarnya di satu sisi ada buku-buku fisika, matematika, kimia, bahasa Inggris, dan buku-buku ilmu pengetahuan lainnya. Tapi di sisi lainnya, ada sebuah majalah, bersampul depan perempuan cantik, dengan pose yang menantang (berantem), dengan busana minim.

Akibatnya? Semua buku-buku sekolahnya tidak akan dipedulikannya lagi. Rumus matematika, dan kata-kata bahasa Inggris? Siapa peduli? Pikiran dan nafsunya sudah terperangkap dalam imajinasi tentang perempuan itu. Maka hancurlah anak itu. Dia akan gagal di pelajaran sekolahnya, ujiannya.

Karena pikirannya sudah tidak bisa fokus, dia akan susah mengembangkan dirinya, susah berprestasi, akhirnya dia akan susah cari kerja, susah punya karir yang maju. Hidup dan masa depannya hancur. Kalau anak itu gagal dalam hidup, dia akan merasakan neraka sebelum dia masuk neraka.

 

Sekarang bayangkan ini. Bagaimana kalau jutaan anak Indonesia sudah terbiasa melihat pornografi? Bangsa ini akan gagal, becoming a failed state. Bukan karena azab dari Allah, tapi karena seluruh bangsa ini gagal fokus. 

Sementara anak-anak Indonesia sibuk mencari Miyabi, anak-anak Singapura, Malaysia, China, Amerika, Israel, Thailand sibuk belajar nanoteknologi, bioteknologi, astronomi, dan algoritme software. Ekonomi Indonesia di masa depan akan gagal bersaing, dan akan mengalami deteriorasi perlahan-lahan tapi strategis dan masif. Kehancuran tinggal menunggu waktu saja.

Orang dewasa keranjingan pornografi? Sebagai orang dewasa, kita punya banyak hal untuk dipikirkan, sekaligus potensi dahsyat untuk menjadi manusia yang lebih sukses, dan lebih bahagia.

Kita harus memikirkan anak kita, pertumbuhan dirinya, dan masa depannya. Kita ingin anak kita tercinta itu berhasil. Kita perlu membahagiakan istri kita, berkomunikasi, berbagi, saling menyayangi. Kita ingin keluarga yang bahagia. Keluarga yang membuat hari-hari kita cerah, optimis, dan bisa mendukung kita dalam menghadapi hidup.

Kita perlu memikirkan masa depan usaha kita, karir di kantor. Kita bisa belajar dari atasan kita, kita bisa banyak membaca buku tentang bisnis dan manajemen. Kita bisa ikut kursus manajemen atau leadership. Itu semua memerlukan energi. Tapi kalau kita sudah kecanduan pornografi, semua itu akan hilang. Daripada pusing mikirin semua, mending santai lihat video. Dan hancurlah segala potensi kita untuk sukses dan bahagia. Jadi jangan sampai terjebak pornografi, raihlah impian anda untuk hidup yang benar-benar menyenangkan.



Dan pernyataan bahwa orang dewasa boleh menonton pornografi adalah sebuah paradox yang menggelikan. Orang yang sudah dewasa, seharusnya sudah mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk dirinya. Thus, dia tidak akan merusak dirinya dengan pornografi. Jadi yang menonton pornografi pasti tidak dewasa. Nangkep nggak nih?


Dan bila moral bangsa sudah tidak terjaga, maka penyakit terbesar peradaban itu akan datang. Kalau seluruh bangsa ini rendah kapabilitasnya, tapi tidak terkendali nafsunya, bagaimana mendapatkan semua kesenangan dunia itu, harta, tahta, dan wanita? Mudah. Dengan cara curang, maling, korupsi, mengambil apa yang bukan haknya. Saat ini, jutaan anak Indonesia sedang terbentuk menjadi koruptor-koruptor masa depan. Dan peradaban Indonesia akan segera hancur. Pornografi tidak apa-apa? Silakan pikir ulang betul-betul pak.
Sejarawan besar Arnold Toynbee pernah mengatakan ini, "Civilizations die from suicide, not by murder". Peradaban-peradaban besar hancur tidak karena kerusakan dari luar, tapi hancur dari dalamnya sendiri. Bahkan bandingkan dengan teroris. Sebuah peradaban tidak ada yang hancur karena teroris walaupun itu bangsa Barbar atau Mongol. Peradaban-peradaban itu akhirnya kolaps, karena sudah tidak bisa mengendalikan moral dan fokusnya. Mereka sudah lemah, dan para teroris hanya menyediakan the last final blow bagi akhir peradabannya itu.

Di masa lalu, di abad 8-12, peradaban terhebat dan paling maju di dunia, bukan Barat, bukan Eropa atau Amerika. Peradaban terhebat di dunia adalah peradaban Islam di Baghdad. Sekarang sudah tidak tersisa lagi. Sudah terlupakan, bahkan banyak orang-orang Islam pun yang tidak mengetahuinya. Kita mungkin pernah mendengarnya, dalam cerita-cerita dongeng "1001 Malam", tentang sebuah kerajaan yang begitu megah dan berlimpah kekayaan.


Menjelang akhir kejayaannya, ada seorang khalifah bernama Al-Mutawakkil yang punya dua hobi. Pertama membangun istana-istana megah. Kedua, mengkoleksi wanita-wanita cantik dari seluruh dunia. Di Haremnya yang luas, dia mempunyai simpanan perempuan cantik sampai sebanyak 4000 orang (Hitti, Sejarah Ringkas Dunia Arab). Semua pejabat-pejabatnya punya hobi yang sama.

Lalu siapa yang sempat memikirkan rakyatnya? Bangsanya? Masa depan kerajaannya? Korupsi juga jadi merajalela, semua orang berebut ingin kaya bagaimanapun caranya. Sampai akhirnya ekonomi yang tadinya maju jadi kolaps. Peradaban Islam makin lemah, sampai akhirnya, pasukan Mongol yang menguasai Timur Jauh melihat kesempatan besar untuk melindas kerajaan yang sudah lemah itu untuk selama-lamanya.

Pada Januari 1258, ratusan ribu pasukan Mongol menyerang Baghdad bak banjir tsunami raksasa menerjang pantai yang landai tanpa halangan. Baghdad yang megah dibakar, diratakan dengan tanah. Laki-lakinya dibunuh secara masal, dan perempuan-perempuannya mengalami nasib yang lebih buruk dari kematian. Itulah akibatnya yang terdahsyat kalau kita tidak sadar apa pentingnya menjaga moral.

Sekali lagi mari kita ingat point-pointnya.


Pertama, seksualitas adalah anugerah Tuhan. Itu untuk kebahagiaan manusia tapi ada caranya. Itu saja. Kedua, seks bebas dan pornografi adalah anugerah Tuhan yang diselewengkan, digunakan tanpa kecerdasan, tanpa kebijaksanaan, tanpa kedewasaan, dan tanpa tanggungjawab. Ketiga, Seksualitas yang tidak bertanggungjawab bisa merusak diri, merusak masa depan, bahkan merusak peradaban bangsa.


Sudah begitu jelas kan? Masih pingin ribut polemik video emang artis? Pengaruh atau tidak pengaruh? Bersalah atau tidak bersalah? Sekarang sudah berapa puluh juta anak Indonesia yang menonton video itu?


Selesai.


Nah kan .. biar pun postingan ini sudah ketinggalan momen, tapi saya rasa belum terlambat. Jujur saya sangsi apakah permasalahan polemik seks dan pornografi ini dijadikan kurikulum di Lemhanas atau masuk dalam mata pelajaran PPKN bidang Tannas di SMP/SMA atau tidak ya? padahal penting banget hal beginian untuk diatur.

Setelah saya membaca posting ini saya jadi mengerti mengapa para pendemo pendukung RUU Antipornografi itu begitu gigih ngotot agar segera disahkan. Dan perasaan saya (jujur) mulai sinis terhadap "tokoh-tokoh" yang berniat membatalkannya dengan alasan kebebasan berekspresilah, senilah, pariwisatalah dan alasan lain-lain sebagainya yang cuma membela kepentingan perut mereka saja. Saya jadi ingin berteriak, "Ini bukan masalah seni bung! Ini masa depan bangsa !! Bangsa, bung !! Peradaban !! Skupnya jauh lebih luas dari urusan perut ente !!". Semoga di alam sana Gus Dur masih bisa mendengar dengan "mata hatinya" (oops maaf!).

Bukan bermaksud sok suci, saya juga tidak baik-baik amat, namun saya hanya ingin meneruskan dan mengamini konsep pemikiran yang sangat baik  ini demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta beserta generasi mudanya, demi anak saya dan anak-anaknya kelak. Bukannya saya munafik pula, saya cuma perduli ... sama dengan kepedulian Eko Laksono.

Kepada bapak Eko Laksono, mohon maaf saya share posting bapak tanpa pemberitahuan sebelumnya. Silahkan baca link aslinya disini.

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails